Sentra Travel Haji Plus dan Umroh Prima Saidah, Promo Paket Umroh Murah Full Ramadan, LailatulQadr. Lita Octaviani 021.7098 5599
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Haji Terpadu (Siskohat) Kantor Wilayah Departemen Agama (Kemenag) Sulsel, per 30 Desember 2011, penabung haji Sulsel menembus angka 93.579 orang. Untuk mendapat porsi haji, calon haji harus ada setoran awal senilai Rp25 juta.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Drs H Gazali Suyuti, M Hi, mengatakan, untuk menyiasati daftar tunggu yang semakin bertambah, pihaknya mengusulkan kuota tambahan ke Pemerintah Pusat agar Sulsel mendapat prioritas. "Kami selalu mengusulkan ke Departemen Agama agar meloby ke Pemeritah Arab Saudi Sulsel diberi tambahan," ujarnya, Minggu (1/1) kemarin.
Kepala Bidang Haji dan Umroh Kemenag Sulsel, H Iskandar Fellang, menambahkan,
tingginya daftar tunggu di Sulsel, tidak lepas dari jatah yang diberikan pemerintah pusat ke Sulsel 7.221 orang. "Kita tidak bisa berbuat banyak, karena dari 7 juta penduduk Sulsel, kita hanya mendapat sekitar 10%," ungkapnya.
Upaya untuk menambah jumlah jamaah Sulsel yang berangkat, kata Iskandar, selalu mengusulkan ke pemerintah pusat Sulsel mendapat prioritas tambahan.
Apabila merujuk Undang-undang No 13 tahun 2008 tentang penyelengaraan naik haji, pasal 27 dan 28 menyebutkan, porsi kuota jamaah haji ditentukan jumlah penduduk yang beragama Islam yaitu satu per mil (1000 : 1 jamaah).
Sementara Kepala Humas Kemenag Sulsel H Muh Tonang, menjelaskan, meski waiting list terus bertambah, namun ada kebijakan dari pemerintah terkait calon jamaah yang berusia lanjut. Pemerintah sejak tahun kemarin mengeluarkan kebijakan, calon yang berusia 65 tahun ke atas diberi kebijaksaan untuk berangkat lebih awal. "Soal ketentuan kuota kita tidak bisa berbuat banyak, lihat Tana Toraja, kuotanya hanya 35 orang, tapi pendaftarnya di atas 200 orang, mau bagaimana lagi. Tapi, kita tetap berharap ada tambahan, " ujarnya.
Data dari Sistem Informasi Haji Terpadu (Siskohat) Kantor Wilayah Departemen Agama, Kota Makassar menjadi daerah di Sulsel yang paling banyak daftar tunggunya, 13.924 orang sementara jatah setiap tahun hanya di atas 1.000 orang. Menyusul Kabupaten Bone 11.094, kemudian Kabupaten Gowa 8.987 orang.
Sementara Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama H Slemet Riyanto mengatakan, calon jamaah haji yang telah membayar setoran awal senilai Rp25 juta sampai 28 Desember 2011 mencapai 1.552.063 orang. Sedangkan jumlah kuota Indonesia setelah ditambah 10.000 yang merupakan kebijakan Raja Arab Saudi hanya 221.000.
Menurut Slamet, dari calon jamaah sebanyak itu akan terjadi antrean panjang. Jika dirata-ratakan masa antrean bisa mencapai 7 tahun. Hal ini berdasarkan perbandingan jumlah rakyat Indonesia yang telah membayar setoran awal dengan jumlah kuota untuk Indonesia.
Namun secara realita, kata Slamet, jumlah calon jamaah daftar tunggu di tiap-tiap provinsi berbeda-beda. Mereka ada yang antre selama 10 sampai 12 tahun. "Mereka secara bergiliran akan diberangkatkan ke Tanah Suci sesuai nomor urut yang telah ditentukan. Artinya yang mendaftar duluan akan diberangkatkan duluan dan yang mendaftar belakangan akan menunggu tahun berikutnya," ucap Slamet.
Menurut Slamet, adanya calon jamaah haji daftar tunggu begitu lama hingga belasan tahun ini, tentu akan menimbulkan masalah dan membuka peluang oknum-oknum tertentu untuk mengupayakan jalan pintas, agar tidak menanti terlalu lama.
Seperti, membuat KTP palsu daerah yang waiting list-nya tidak lama.
Slamet menjelaskan, jalan pintas lain yang diupayakan oknum-oknum tersebut adalah dengan menawarkan haji non kuota. Haji non kuota yang diluar sistem perhajian resmi negara kita, juga sering menimbulkan masalah dalam hal akomodasi di Arab Saudi. Padahal biaya yang dibebankan untuk non kuota lebih mahal daripada yang kuota.
"Makanya saya berulangkali meminta masyarakat yang sudah masuk daftar antrean Kemenag, bersabar. Sambil kita mencari cara terbaik menyelesaikan masalah waiting list yang sampai belasan tahun," kata dia.
Menurut dia, memang banyak usulan agar kuota haji Indonesia bisa terus ditambah, namun hal itu juga tidak mudah dalam konteks memberikan pelayanan yang baik bagi jamaah haji kita.
"Kita tahu Arafah dan Mina itu lahannya terbatas. Kalau kita paksakan terus untuk diisi, maka seperti apa penuhnya. Bagaimana nyaman kalau padat sekali. Tahun 2011 ini kita beruntung karena dapat tambahan kuota 10.000, dan ada penurunan jumlah jamaah negara-negara Arab, seperti Irak, Libya, Mesir karena kondisi politik negara itu. Jadi kita mendapatkan space, karena kondisi negara-negara tersebut," kata alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
sumber : Harian Ujung Pandang Express 2Jan12
ArtikeL populeR ;)
HukuM peRempuAn MemoTong rAmBut
DaFtar tunGGu HaJi ReguleR KaL Bar 12 TaHun
DaFtar tunGGu HaJi ReguleR PadanG 10 TaHun
ArtikeL populeR ;)
HukuM peRempuAn MemoTong rAmBut
DaFtar tunGGu HaJi ReguleR KaL Bar 12 TaHun
DaFtar tunGGu HaJi ReguleR PadanG 10 TaHun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar